Sabtu, 16 Januari 2016

GIZI untuk keluarga



Nutrition and Food
GIZI untuk keluarga
ENERGI
Energi adalah kemampuan melakuan usaha. Energi disebut juga tenaga. Orang yang energik adalah orang yang penuh tenaga sehingga dapat melakuan pekerjaan lebih banyak. Orang yang loyo kebalikan dari orang yang energik. Di dalam tubuh , energi disimpan dalam bentuk cadangan energi, yaitu lemak sebanyak 74 persen, protein sebanyak 25 persen, dan karbohidrat < 1 persen.
Sumber
Terdapat tiga sumber energi dalam tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Jadi vitamin, mineral, dan air tidak menghasilkan energi dalam tubuh. Di dalam tubuh, karbohidrat, lemak, dan protein dipecah menjadi energi yang dihasilkan dari setiap satu gram karbohidrat adalah sebanyak empat kalori, lemak sembilan kalori, dan protein empat kalori.
Fungsi
Energi dalam tubuh berfungsi untuk metabolisme berasal, yaitu energi yang dibutuhkan pada waktu seseorang beristirahat; kemudian specific dynamic action (SDA), yaitu energi yang diperlukan untuk mengolah makan itu sendiri; untuk beraktivitas jasmani, berpikir, pertumbuhan, dan pembuangan sisa makanan .
Anjuran konsumsi                    
Sumber energi dari makanan harus berasal dari sumber energi dalam jumlah tertentu. Jadi, tidak boleh hanya berasal dari satu atau dua sumber dan harus terdistribusi dalam jumlah tertentu pula.
Karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi manusia harus dikonsumsi sebanyak 50 persen-65 persen dan energi total.  Adapun lemak sebanyak 25 persen-35 persen dari energi total dan protein sebanyak 10 persen-15 persen dari energi total.
Angka kecukupan Gizi untuk energi bagi orang indonesia adalah 2000 kalori.
Akibat kekurangan dan kelebihan
Kekurangan energi akan menghambat semua aktivitas jasmani, berpikir, dan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh.
Kekurang energi beratinya kurangnya konsumsi karbohidrat dan sebagai penggantinya lemak akan terpakai dan protein akan digunakan sebagai sumber energi. Apabila hal ini terus berlanjut, akan terjadi kurang Energi Protein (KEP) yang ditandai dengan maramus dan kwasiorkor.
Gejala klinis kwasiorkor adalah penampilan seperti anak gemuk bilamana diet energi cukup kurang protein, gangguan pertumbuhan, perubahan mentral, edema, lemah, anoreksia (hilang nafsu makan), perubahan warna rambut, kulit bintik merah/hitam, hati membesar, dan anemia.
Gejala klinis maramus adalah wajah menyerupai oarng tua, sangat kurus karena kehilangan lemak dan otot-ototnya, perubahan mental, anak menangis terus, kulit kering dan kendur, rambut rontok, lemak bawah kulit berkurang, otot atrofi sehingga tulang terlihat lebih jelas, diare atau konstipasi, kelainan jantung, tekan darah rendah, ferkuensi napas berkurang, serta anemia.
Sebaliknya kelebihan energi akan disintesis menjadi lemak tubuh, sedangkan lemak yang telah tersedia dalam tubuh tidak terpakai untuk energi. Akibatnya, penimbunan lemak terus terjadi dan mengakibatkan kegemukan atau obesitas. Efek dari obesitas adalah timbulnya penyakit degeneratif , seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan stroke.  

Daftar Pustaka

Nirmala. 2010. Nutrition and Food. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar